KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang mana berkat rahmatdan
karunia-Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah Laporan
PenelitianSosial ³
DISIPLIN SISWA KELAS IX
DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TALANG BAKUNG JAMBI DAN UPAYA
PENINGKATANNYA´ yang kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
tentang pembuatan karya ilmiah. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah
pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW,kepada keluarga, para sahabat dan seluruh
umatnya.Besar harapan kami dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menjadi bahan tambahan bagi penilaian guru bidang studi Bahasa Indonesia
dan mudah-mudahan isi dari makalah dan penelitian kami ini dapat di ambil
manfaatnya oleh semua
pihak yang membaca makalah ini.Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan karya ilmiah ini.Kami sangat menyadari apa yang kami
susun ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sanga mengharapkan adanya kritik
yang bias membangun
kami dalam upaya memperbaiki karya-karya kami selanjutnya.
Jambi, Maret 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang.............................................................1
1.2
Rumusan Masalah .......................................................2
1.3
Batasan Masalah
.........................................................3
1.4
Tujuan Penelitian
........................................................4
1.5
Manfaat Penelitian
.......................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Disiplin ........................................................
2.2 Disiplin di Sekolah .....................................................
.
2.3 Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa ..................... 5
BAB III PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ........................................................
7
3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ................................. 7
3.3. Populasi dan Sampel
................................................. 7
3.4. Sumber Data .............................................................
8
3.5. Metode Pengumpulan Data ........................................ 8
3.6. Analisa Data
........................................................... 8
BAB
IV PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian .........................................................
9
4.2.
Pembahasan Hasil Penelitian ......................................
10
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
............................................................. 11
5.2.
Saran
...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah
tidak akan lepas dari
berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat
berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya.
Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan
lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk
memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai
dengan norma, peraturan dan tata tertibyang berlaku di sekolah.Yang dimaksud
dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian
(standards of clothing), ketepatan waktu, perilaku social dan etika belajar/kerja. Pengertian
disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai
konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam
menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk
kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan
psikologis (psychologicalmaltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A.
Hyman dan Pamela A.Snock dalam bukunya ³Dangerous School´ (1999).
1.2
Rumusan masalah
Adanya
tindakan kurang disiplin yang di lakukan siswa di Sekolah menimbulkan berbagai pertanyaan,
diantaranya:
1.
Apa penyebab utama perilaku tidak
disiplin siswa.
2.
Perilaku siswa apa saja yang
dinilai tidak atau kurang disiplin.
3.
Faktor penyebab terhambatnya
penerapan disiplin di sekolah.
4.
Apa saja upaya-upaya yang bisa di
lakukan warga sekolah dalammeningkatkan
penerapan disiplin di sekolah.
1.3 Batasan Masalah
Pada
makalah ini kami hanya mengambil kesimpulan dari penelitian yang diambil dari siswa kelas IX A MTsN. Talang Bakung
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan
penyusunan karya ilmiah ini adalah:
1.
Memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran
2.
Mengetahui seberapa besar pengaruh
disiplin siswa terhadap perkembangan prestasi dan tingkah laku di sekolah.
3.
Ikut serta dalam upaya
mengembangkan penanaman disiplin pada diri siswa.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat
dari penyusunan karya ilmiah ini adalah mengetahui seberapa
besar penerapan disiplin yang dilaksanakan oleh siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Talang Bakung khususnya kelas IX A. Dan seberapa besar upaya warga sekolah,
khususnya Guru dalam
usaha meningkatkannya.
1
BAB II
TINJAUAN
TEORI
2.1 Pengertian Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti
belajar. Dari kata ini timbul
kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami
perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai
kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan
pengendalian. Kedua, disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku
tertib.Dalam kehidupan sering kita dengar orang mengatakan bahwa si X adalah orang yang memiliki disiplin
yang tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang disiplin.Sebutan orang yang
memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat waktu,
taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan
sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukkan kepada orang
yang kurang atau tidak dapat mentaati peraturandan ketentuan berlaku, baik yang
bersumber dari masyarakat (konvensi-informal), pemerintah atau peraturan
yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu(organisasional-formal).
2.2 Disiplin di Sekolah
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa
dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang
terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat
mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba,
gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya
dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan
internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering
ditemukan yang merentang
dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus
bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan
bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu
membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti
penting disiplin sekolah
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain faktor
lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor
dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilakusiswa. Di sekolah seorang
siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik danmengajarnya. Sikap,
teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dandidengar serta
dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalamhati
sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orangtuanya di
rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnyamerupakan
bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.Brown dan Brown mengelompokkan
beberapa penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin, sebagai berikut :
Perilaku tidak disiplin bisa
disebabkan oleh guru
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi
sekolah yang kurang
menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku
yang kurang atau tidak disiplin.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang
berasal darikeluarga yang broken home.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum
yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan
dan lain-lain bisa menimbulkan
perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar pada
khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.Pendekatan peraturan
demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan,diskusi dan penalaran untuk
membantu siswa memahami mengapa diharapkanmematuhi dan menaati peraturan yang
ada. Teknik ini menekankan aspek edukatif bukan aspek hukuman.
Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak atau melanggar
tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik.
Dalam disiplin sekolah yang demokratis,kemandirian dan tanggung jawab dapat
berkembang. Siswa patuh dan taat karenadidasari kesaadaran dirinya. Mengikuti
peraturan yang ada bukan karena terpaksa,melainkan atas kesadaran bahwa hal itu
baik dan ada manfaat.
Sanksi
adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga sekolahlainnya yang
melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur oleh sekolah,yang
secara eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini menurut
Depdiknas(2001:10), ³Sanksi yang diterapkan agar bersifat mendidik, tidak
bersifat hukumanfisik, dan tidak menimbulkan trauma psikologis.´ Sanksi dapat
diberikan secara bertahap dari yang paling ringan sampai yang
seberat-beratnya. Sanksi tersebut dapat berupa:
1.
Teguran lisan atau tertulis bagi
yang melakukan pelanggaran ringan terhadapketentuan sekolah yang ringan.
2.
Hukuman pemberian tugas yang
sifatnya mendidik, misalnya membuatrangkuman buku tertentu, menterjemahkan
tulisan berbahasa Inggris dan lain-lain.
3.
Melaporkan secara tertulis kepada
orang tua siswa tentang pelanggaran yangdilakukan putera-puterinya.
4.
Memanggil yang bersangkutan
bersama orang tuanya agar yang bersangkutantidak mengulangi lagi pelanggaran
yang diperbuatnya.
5.
Melakukan skorsing kepada siswa
apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran peraturan sekolah
berkali-kali dan cukup berat.
6.
Mengeluarkan yang bersangkutan
dari sekolah, misalnya yang bersangkutantersangkut perkara pidana dan perdata
yang dibuktikan oleh pengadilan.
2.3
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Reisman
dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan
strategi umum merancang
disiplin siswa, yaitu :
1.
Konsep diri; untuk menumbuhkan
konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru
disarankan untuk bersikap empatik, menerima,hangat dan terbuka;
2.
Keterampilan berkomunikasi; guru
terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan
mendorong kepatuhan siswa;
3.
Konsekuensi-konsekuensi logis dan
alami; guru disarankan dapatmenunjukkan secara tepat perilaku yang salah,
sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami
dari perilaku yang salah;
4.
Klarifikasi nilai; guru membantu
siswa dalam menjawab pertanyaannyasendiri tentang nilai-nilai dan membentuk
sistem nilainya sendiri;
5.
Analisis transaksional; guru
disarankan guru belajar sebagai orang dewasaterutama ketika berhadapan dengan
siswa yang menghadapi masalah;
6.
Terapi realitas; sekolah harus
berupaya mengurangi kegagalan danmeningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap
positif dan bertanggung jawab; dan
7.
Disiplin yang terintegrasi; metode
ini menekankan pengendalian penuh olehguru untuk mengembangkan dan
mempertahankan peraturan;
8.
Modifikasi perilaku; perilaku
salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karenaitu, dalam pembelajaran perlu
diciptakan lingkungan yang kondusif;
9. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi,
dan dalam
pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik
akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertamadi sekolah, dan guru
perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi
sebagai pemimpin.
2
BAB III
METODE
PENELITIAN
Metode penelitian
adalah strategi umum yang dianutpengumpulan data dan analisis yang diperlukan, dengan menjawab persoalan
yang dihadapi ini berarti metode penelitian merupakan suatu masalah yang berdasarkan faktor
empiris dan objektif
untuk diuji secara ilmiah oleh siapapun.Metode yang digunakan dalam suatu
penelitian ditentukan oleh sifat persoalan dan jenis data yang diperlukan.
Oleh karena itu,dalam memilih metode penelitian hendaknya harus dapat dan
sesuai dengan kebutuhan karena berhasiltidaknya penelitian tergantung pada
sesuai tidaknya memilih dan menerapkanmetode penelitiannya.
3.1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dapat diartikan
sebagai prosedur penulisan yag menghasilkan data data deskriptif kata-kata
tertulis atau lisandari perilaku orang-orang yang diamati.Sedangkan penulisan
karya ilmiah ini bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran
suatu keadaan tertentu secara rinci disertai dengan bukti.
3.2
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini bertempat di MTsN. Talang Bakung Kota Jambi, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 27 Februari sampai 04 Maret
2012.
3.3
Populasi dan Sampel
A.
Populasi
Menurut
Suharsimi Arikunto (1997 : 108) yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sesuai dengan permasalahan
untuk menemukan jawaban dari penelitian ini, maka penelitian ini mengambil populasi
dari kelas XI A.
B. Sampel
Sampel
merupakan sebagian atau wakil yang diteliti.Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 33 siswa dari kelas
XI A.
3.4
Sumber Data
Sumber
data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu yang diperoleh dari hasil angket/lembar
pengisian soal.
3.5
Metode Pengumpulan
Data
Metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun karya ilmiah ini adalah dengan metode angket. Angket merupakan lembaran
yang berisi soal – soal serta bersagkutan dengan masalalah yang
diteliti, untuk
diisi oleh pihak-pihak yang dimaksud oleh peneliti.
3.6
Analisa Data
Analisis
data yang di pakai adalah jumlah persentase jawaban siswa dari setiap pertanyaan yang ada
pada angket yang dibagikan, dari data tersebut di ambil kesimpulan keadaan disiplin siswa.
3
BAB . IV
PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Dengan
metode angket/lembar pengisian soal dari sampel sebanyak 33 siswa kelas IX.A di MTsN. Talang Bakung, peneliti berhasil mengumpulkan data
dibawah ini:
A. Pemahaman siswa tentang disiplin Hasil : dari penelitian 80 % siswa
memahami arti dari disiplin sememtara sisanya kurang
memahaminya.
B. Sudahkah siswa menerapkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari Hasil :
dari hasil penelitiam di dapat:
o Sudah menerapkannya 50 %
o Sedikit/ kadang-kadang 40 %
o Belum 10%
C. Pernahkah siswa terlambat masuk ke sekolah Hasil : sebagian besar siswa (10%) pernah terlambat datang ke
sekolah.
D. Alasan siswa terlambat Hasil : hasil jawaban terbanyak adalah factor jarak yang jauh
antara rumah dan sekolah,
dan ketersediaan angkutan umum.
E.
Pernahkah siswa bolos sekolah Hasil : 05% dari responden
menjawab ya, dan sisanya tidak.
F.
Alasan jika bolos Hasil : 30 % menjawab karena
iseng, 20 % menghindari salah satu mata pelajaran Dan sisanya menjawab hanya mengikuti
ajakan teman.
G. Pernahkah siswa ditegur langsung
oleh guru saat melakukan tindakan yang dinilai kurang disiplin.Hasil : 30% menjawab sering, 50% menjawab pernah, sisanya belum pernah.
H. Peringatan yang diberikan guru terhadap siswa yang dinilai kurang
disiplinHasil :
o
30 % Di tegur saja
o 30 % Di marahi
o
20 % Di laporkan kepada
orang tua
o
Dan sisanya hanya diberi
peringatan saja
I.
Pernahkah pihak sekolah mengingatkan tentang
pentingnya pelaksanaan disiplinHasil : semua siswa menjawab pernah.
Berarti pihak sekolah selalu mengingatkansiswa tentang pentingnya kedisiplinan.
J.
Bagaimana cara sekolah mengingatkan siswa pada kedisiplinanHasil : adanya hasil yang hampir seragam,
yaitu m sekolah mengingatkan siswa dengan pemberian amanat Pembina upacara pada saat upacara dan
pelaksanaan penyuluhan langsung, serta penerapan peraturan yang langsung
ditindak lanjuti oleh
kesiswaan.
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian, kita dapat
mengetahui bahwa tingkat kedisiplinan setiap siswa ternyata berbeda-beda, perlu
usaha yang lebih serius dari pihak sekolah dalam upaya meningkatkan
kesadaran siswa terhadap kedisiplinan. Bukan hanya dengan peraturan yang
terkesan mengikat siswa, kedisiplinan bisa tumbuh bila siswa sering diberikan penyuluhan dan
pengarahan ±pengarahan oleh berbagai pihak terutama lingkungan sekolah. Beberapa siswa
terbukti mempunyai tingkat kedisiplinan yang baik, itu berarti factor
utama dalam pelaksanaan disiplin adalah adanya kesadaran, bukanhanya sebuah
aturan. Tinggal
bagaimana pihak sekolah selaku pembimbing dan pelaksana pendidikan di
sekolah, mensiasati permasalahan ini.
4
BAB. V
PENUTUP
5.1. Ke.simpulan.
Penegakan disiplin di sekolah tidak
hanya berkaitan dengan masalah seputar kehadiran atau tidak, terlambat
atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada pembentukan sebuah
lingkungan yang di dalamnya ada aturan bersama yang dihormati, dan
siapa pun yang melanggar mesti berani mempertanggungjawabkan perbuatannya. Setiap pelanggaran atas kepentingan
umum di dalam sekolah mesti diganjar dengan hukuman yang mendidik sehingga
siswa mampu memahami bahwa nilai disiplin itu bukanlah bernilai demi
disiplinnya itu sendiri, melainkan demi tujuan lain yang lebih luas, yaitu demi
stabilitas dan kedamaian hidup bersama.Disiplin sekolah, menurut F.W. Foerster,
merupakan keseluruhan ukuran bagitindakan-tindakan yang menjamin
kondisi-kondisi moral yang diperlukan, sehingga proses pendidikan berjalan
lancar dan tidak terganggu. Adanya kedisiplinan dapat menjadi
semacam tindakan preventif dan menyingkirkan hal-hal yang membahayakan
hidup kalangan pelajar. Sementara itu, Komensky
menggambarkan pentingnya kedisiplinan disekolah dengan mengungkapkan,
"Sekolah tanpa kedisiplinan adalah seperti kincir tanpa air."
5.2. Saran
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan
siswa, ada beberapa upaya yang mungkin bisa dilakukan
diantaranya:
1.
Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin,
guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat dan terbuka;
2.
Guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu
menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3.
Guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang
salah,sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan
akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah
DAFTAR PUSTAKA
Ø http://id.wikipedia.org/wiki/Disiplinhttp://tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/kedisiplinan-siswa-di-sekolah/
Ø
Srijanto
Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara Sekolah Menengah
Umum. Surakarta:
PT. Pabelan.
Ø
http://google.com/disiplinhttp://tarmizi.wordpress.com/kedisiplinan-siswa/
izin copas
BalasHapuskedisiplinan dalam sekolah harus ditegakkan dengan sepantasnya.
BalasHapusterima kasih artikelnya sangat membantu, kebetulan kami juga bergerak di bidang pengembangan aplikasi khususnya untuk absensi sekolah berbasis sms gateway terhubung langsung dengan HP orang tua, cocok juga untuk absensi pegawai kantor, untuk lebih jelasnya silahkan hubungi website kami www.schoolmantic.com
BalasHapus